Anak Kandung dan Anak Menantu Durhaka Pada Orang Tua















CERITARELAWAN.ID, PONOROGO - Bukannya merawat hingga akhir hayat, seorang anak dan menantu malah menyiksa dan menelantarkan ibu kandung di panti jompo. Ironinya lagi, sang anak enggan menerima jasad jenazah ibu yang meninggal dunia pada tanggal 17 juni 2015 setelah dirawat 2 tahun di panti jompo.

Mobil jenazah dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ponorogo menuju di Panti Asuhan orang jompo Dinas Sosial untuk membawa jenazah Mbah Suminem, (79th) ke rumah duka  yang meninggal di panti jompo.

Sebelumnya kehidupan Mbah Suminem ini sangat mengenaskan. Semasa hidup bersama Misenun, anak kandung dan Tukinem, menantunya di Dukuh Trenceng, Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, selalu disiksa dan dianiaya. Bahkan tak jarang tubuh dan kepala nenek jompo ini memar hingga berdarah akibat kerap dipukul menggunakan benda tumpul oleh anak dan menantu tanpa sebab.

Penyiksaan ini baru berakhir 2 tahun lalu setelah warga iba membawa nenek jompo ini ke panti jompo Dinas Sosial dan melaporkan anaknya ke polisi atas kasus penganiayaan orang tua.

Bukannya bertaubat setelah dihukum penjara 4 bulan, mengetahui sang ibu sakit keras sejak 5 hari yang lalu, anak durhaka ini malah membiarkan dan enggan menjenguknya di panti jompo.

Menurut Saniyah petugas Panti Jompo Dinas Sosial, ketika sang ibu dinyatakan meninggal dunia, Misenun justru menolak jenazah ibu kandungnya disemayamkan di rumah duka.
Kekesalan warga semakin memuncak ketika sang menantu menutup pintu rumah dan tidak menghendaki jasad ibu dibawa ke dalam rumah. Sedangkan sang anak justru malah pergi entah kemana.

Anak dan menantu durhaka ini akhirnya mau menerima jenazah ibu, setelah sejumlah warga dan petugas Dinas Sosial meminta kesadaran sang anak kandung untuk merawat jasad sang ibu untuk terakhir kalinya.*(Nur)