Perjuangan Kang Soiran, Pemuda Tunanetra Asal Ngrayun Ponorogo Menjadi Guru & Dirikan Madrasah


CERITARELAWAN.id - Suara bacaan ayat suci al Qur’an terdengar di ruang kelas MTS/MA al Hikmah Baosan Kidul Ngrayun Ponorogo. Seorang guru nampak menyimak bacaan sang murid sambil sesekali mengkoreksi bacaan yang di anggap belum tepat.

Yang menarik, ternyata sosok guru yang mengajar al Qur’an adalah seorang pemuda yang mengalami kondisi kehilangan penglihatan kedua mata (tunanetra).

Kang Soiran, demikian warga biasa menyapa guru tersebut. Kondisi fisik tak menyurutkan semangatnya untuk terus menebar kebaikan.

“ Ceritanya saya dulu pas kelas 2 SD, tidak tahu kenapa mata saya yang kanan tiba tiba mengeluarkan air lalu tidak bisa melihat. Yang kiri awalnya normal, namun ketika saya kuliah penglihatan mulai kabur dan akhirnya gelap sama sekali”

Hidup di kawasan pegunungan Ngrayun Ponorogo selatan membuat Kang Soiran terbiasa menghadapi kesulitan sejak kecil. “Saat SMP saya sekolah perjalanan berangkat 2 jam, pulang 2 jam. Lewat jalan di tepi hutan, menyeberang sawah, kebun dan sungai. Soal baju tidak seperti anak sekarang, baju seadanya saja bukan seragam. Jangankan sepatu, sandal saja kadang tidak pakai” ucap Kang Soiran.

Keinginan Kang Soiran mencari ilmu terus tumbuh. Setelah lulus SMP, meski sempat istirahat kang soiran kemudian meneruskan sekolah sambil mondok di Pesantren Klego Mrican Jenangan. Meneruskan cita cita mengajar, kang Soiran kemudian kuliah di jurusan Tarbiyah (Pendidikan Islam) di STAIN Ponorogo dan lulus tahun 2014.

Selalu Berfikir Positif

Salah satu prinsip hidup yang disampaikan Kang Soiran adalah agar kita selalu mencari hikmah di setiap hal.

Di masa kuliah penglihatan Kang Soiran di bagian mata kiri kian kabur hingga akhirnya gelap sama sekali. Meski begitu, Kang Soiran tidak berfikir negatif namun justru mencari kegiatan positif dengan menghafalkan al Qur’an di pesantren Nurul Hasan Juranggandul Kadipaten.

“Caranya mendengar lewat HP, lalu saya hafalkan. Saat mendapat hafalan 15 juz saya pulang karena tugas sebagai guru sudah menanti” tambah Kang Soiran.

Menjadi Guru dan Dirikan Madrasah

Sehari hari, Kang Soiran mengajar di MTS/MA al Hikmah Baosan Kidul kurang lebih 2 KM dari tempat tinggalnya.Jika kebetulan sedang tidak ada yang mengantar, Kang Soiran biasa berjalan kaki dari rumah hingga ke sekolah.

Pelajaran yang dipegang Kang Soiran meliputi pelajaran keagamaan seperti sejarah kebudayaan Islam, al Quran dan juga Hadits. Usai mengajar di sekolah Kang Soiran kemudian pulang karena di rumahnya di Dusun Patuk desa Baosan Kidul Ngrayun. Saat ini Kang Soiran merintis Madrasah Diniyah dengan murid sekitar 40 orang.

Sumber : Group Facebook Info Ngrayun