Jember.CERITARELAWAN.com - Rabu (3/3/2019) Untuk menghadapi musibah gempa dan tsunami di sejumlah daerah di Indonesia belakangan menjadi perhatian khusus Palang Merah Indonesia Kabupaten Jember. Mengantisipasi hal itu, H.E.A ZAENAL MARZUKI, SH, MH mengintruksikan Mamang Pratidina Wakil Ketua Bidang Penananggulangan Bencana, SDM, dan Jejaring PMI Jember, untuk menyiapkan mitigasi besar di sejumlah desa di pesisir selatan wilayah Jember.
Pernyataan itu disampaikan dalam musyawarah kerja PMI Kabupaten Jember 27/3/2019 yang dihadiri Wakil Bupati Jember, PMI Jember menganggarkan dana mandiri relatif besar dari tahun – tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 300 juta lebih. Dalam kerangka kerja tahun 2019, tercatat rinci sebesar Rp 334.291.650. Dana tersebut terbagi dalam item kerja, pra bencana, masa tanggap darurat, dan pasca bencana. Di masa pra bencana PMI akan melatih anggota KSR ( Korps Sukarelawan ) baru untuk dengan berbagai skill pendidikan dan latihan. Berikutnya mitigasi ke sejumlah desa, dan tindakan pasca bencana. ‘’ Semua dana kegiatan yang kami anggarkan, merupakan Dana Murni dari kas PMI Kabupaten Jember. Kami belum pernah menerima bantuan dari pihak mana pun ,’’ kata E.A. Zaenal Marzuki, Ketua PMI Kabupaten Jember, saat Musyawarah Kerja dengan Pengurus PMI Kecamatan se Kabupaten Jember.
Selain fokus pada mitigasi gempa dan tsunami, PMI Jember juga mentargetkan sejumlah desa yang dinilai rawan bencana tanah longsor dan erupsi gunung Raung. Dereten lereng selatan gunung Argopuro dengan sejumlah hulu sungai besar rawan longsor dan banjir bandang, merupakan areal mitigasi yang menjadi prioritas seperti kecamatan Arjasa, Patrang, Panti, Bangsalsari, dan Sumber Baru. Termasuk, kecamatan Sumber Jambe dan Ledok ombo yang pernah terdampak erupsi Gunung Raung tahun 2014 lalu.
Megathrust atau Mega tsunami, merupakan issue kekinian yang menjadi momok menakutkan di negeri ini, termasuk di selatan wilayah kabupaten Jember. Karena di Samudra Indonesia lepas pantai Jember terdapat Lempeng atau Sesar besar dan dinilai sangat berpotensi memunculkan gempa dan tsunami. Para pemerhati kebencanaan , sejak beberapa tahun terakhir selalu menjadikannya hot topic. Diawali Sejak terjadinya Gempa Tsunami Aceh 24 Desember 2004 lalu, Gempa Bantul 2006, Garut akhir tahun 2017 lalu, hingga Gempa Lombok dan Palu yang baru saja berlalu. Bahkan, di Palu aktifitas Sesar Palu Koro telah menimbulkan tiga jenis bencana yang mematikan, yakni Gempa, Tsunami, dan Liqufaksi.
Mamang Pratidina menyatakan ‘’ Kami cukup lama dan banyak menyerap informasi valid soal ini, namun belum bisa kami eksekusi karena beberapa kendala, terutama SDM dan anggaran. Namun, ke depan PMI Jember menyikapi ini, tentunya akan bersinergi bersama lembaga kebencanaan terkait, BPBD, Basarnas, Tagana, TNI, Polri, dan masyarakat ,” kata Mamang Pratidina, Wakil Ketua II Bidang Penanggulangan Bencana PMI Jember.
Program mitigasi Gempa dan Tsunami PMI Kabupaten Jember, diselaraskan dengan salah satu program kegiatan BPBD Provinsi Jawa Timur. Hampir sepekan ini PMI kabupaten Jember bersama sejumlah lembaga dan elemen kebencanaan di kabupaten Jember menyusun Rencana Kontigensi Penanganan Bencana Gempa dan tsunami di kantor Bakorwil Jalan Kalimantan Jember. Rencana Kontigensi merupakan skenario penanganan bencana. Masing- masing jenis bencana memiliki model rencana kontigensi sendiri-sendiri.
‘’ Yang digelar BPBD Propinsi Jatim di Bakorwil tanggal 27-29 Maret itu khusus hanya satu jenis bencana, yakni gempa dan tsunami ,’’ kata Mamang Pratidina,