Kelompok 34 KPM IAIN Ponorogo & LPBI NU Gelar Sosialisasi Bank Sampah di Dusun Tlogo, Duri, Slahung


CERITARELAWAN.id, PONOROGOUntuk menggugah masyarakat agar peduli terhadap lingkungan khususnya terhadap masalah sampah, rabu, (7/8/2019), kelompok 34 KPM IAIN Ponorogo gelar sosialisasi cara pengelolaan sampah melalui bank sampah di Dusun Tlogo Desa Duri Kecamatan Slahung Kabuapaten Ponorogo Jawa Timur.

Riegina Amalia anggota kelompok 34 KPM IAIN Ponorogo kepada CERITARELAWAN.id mengatakan acara ini kerjasama dengan LPBI NU Ponorogo diikuti oleh 80 orang Jamaah yasin Dusun Tlogo Desa Duri.

Tujuan sosialisasi ini bertujuan supaya ibu ibu yang tergabung dalam jamaah yasin terinspirasi  dan  mau berkiprah dalam pengelolaan  sampah  melalui bank sampah. 

Mengingat sampah saat ini bila tidak ditangani bisa menjadi persoalan serius, yaitu mencemari lingkungan.

Sosialisasi bank sampah disampaikan oleh Muhammad Hariyanto dari LPBI NU Ponorogo selaku anggota dari LPBI NU bagian sampah terpadu. 

Hariyanto mengatakan bahwa LPBI NU Mulai mengolah sampah sejak 2010 tepatnya sejak berdirinya TPST di tonatan. 



Hariyanto mengungkapkan Salah satu cara dalam menangani permasalahan sampah. Dalam Undang – Undang nomor 18 tahun 2018 mengamanatkan bahwa dalam pengelolaan sampah harus menggunakan pendekatan  3 R, reduce, reuse, dan recycle. Yakni, mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah.

Dalam mengelola sampah melaui bank sampah,  hariyanto menganalogikan bahwa  bank sampah dikelola layaknya sebuah  bank, yang membedakan disini,   kata Hariyanto kalau di bank yang mengelola keuangan yang disetor nasabah adalah uang, di bank sampah yang disetor anggota adalah sampah-sampah rumah tangga.

Disini ada beberapa tahapan yang harus dilalui ketika akan mendirikan bank sampah. Diantaranya, membentuk pengurus lengkap dengan bagian-bagiannya, misalnya ada yang menjadi kepala atau direktur, bagian administrasi, bagian pencatatan, bagian penimbangan, dan bagian lainnya sesuai kebutuhan.


Hariyanto menambahkan, bila sebelumnya dalam penanganan sampah pendekatannya, sampah dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang. Kini melalui bank sampah pendekatannya berbeda, sampah dikumpulkan, dipilah, diangkut, diproses menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Dijelaskan pula, bila bank sampah berhasil,  indikator keberhasilannya adalah kebersihan sampah di masyarakat meningkat, kesehatan masyarakat juga meningkat, pendapatan keluarga anggota bertambah. Jika bank sampah dikelola pihak desa  maka  indikator  keberhasilan lainnya adanya peningkatan pendapatan asli desa

Semoga dengan mengangkat tema  "Dengan Sampah, Bisa Pergi Ziarah" Jamaah yasin bisa merubah pola hidup dalam terutama dalam pengolahan sampah sehingga keberadaan sampah tidak menjaikan masalah akan tetapi berubah menjadi berkah bisa bekal untuk berziarah. pungkas Riegina(Cak Amin CERITARELAWAN.id)