Gambar Ilustrasi sumber google |
CERITARELAWAN.id - Idul Adha menjadi momen bagi umat muslim, hari raya yang didalamnya memiliki banyak sekali keutamaan. Allah menciptakan Manusia dan Jin bukankah untuk beribadah ? maka pada momenini raihlah pahala sebanyak-banyaknya.
Puasa Tarwiyah sebelum Idul Adha
Puasa tarwiyah merupakan puasa yang disunnahkan sebelum Idul Adha, tepatnya pada tanggal 8 Dzulhijjah. Kesunnahah puasa ini, teragkum dalam hadis yang mengatakan bahwa sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Ibnu Abbas r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Artinya : “Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya ; Ya Rasulullah! Walaupun jihad di jalan Allah ? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid).” (HR. Bukhari).
Berdasarkan anjuran tersebut, di bulan yang sangat mulia ini, sudah selayaknya kita turut mengamalkan puasa ini. Adapun niatnya sebagai berikut,
نويت صوم التروية سنة لله تعالى
Nawaitu shauma al tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala.”
Dalam hadis lain, disebutkan keutamaan puasa tarwiyah bahwa mampu menghapuskan dosa satu tahun. . Namun, ternyata dikatakan bahwa hadis tersebut merupakan hadis dlaoif (kurang kuat riwayatnya). Para ulama menyikapi ini bahwa tetap boleh mengamalkan puasa tarwiyah dengan hadis yang lain tadi. Sedangkan menyikapi hadis dlaif, selama tidak berkaitan dengan aqidah dan hukum maka boleh melakukan sebagai fadhail amal.
Puasa Idul Adha
Puasa Arafah sebelum Idul Adha
Puasa arafah merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada hari arafah, tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa yang paling dianjurkan di bulan Dzulhijjah adalah puasa arafah. Apalagi bagi orang yang tidak sedang melakukan ibadah haji.
Dalam kitab Sahih Muslim keutamaan puasa arafah diriwayatkan oleh Abu Qatadah dari Rasulullah SAW.
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya: “Puasa di hari arafah dapat menghapusakan dosa dua tahun yang telah lewat dan akan datang, dan puasa asyura (10 Muharram) mampu menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Hari arafah dikatakan sebagai hari yang paling utama (afdhal al ayyam), sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Muslim sebagai berikut,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ
Artinya; ‘Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan dari api neraka dibanding hari Arafah.
Namun, puasa sunnah Arafah hanya diperuntukkan untuk muslim selain jamaah haji, sedangkan bagi yang sedang menunaikan ibadah haji tidak disunnahkan, walaupun kuat melaksanakannya. Hal ini disebabkan ittiba’ kepada sunnah Nabi. Pendapat Imam an Nawawi dalam hal ini adalah makruh. Namun, berbeda kasusnya jika para jamaah haji sudah tiba di Arafah pada malam hari, maka tidak dimakruhkan.
Adapun niat puasa Arafah sebagaui berikut,
نويتُ صومَ عرفة سُنّةً لله تعالى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala.
Itulah tadi uraian mengenai puasa-puasa Idul Adha/ puasa sunnah yang mengiringi bulan mulia Dzulhijjah. dengan adanya momen seperti ini, sangat bagus jika digunakan pula untuk mengqadha puasa wajib/ bulan Ramadhan.
Selain puasa sunnah juga ada beberapa amalan Sunnah sebelum melaksanakan Shalat Idul Adha yang harus anda ketahui diantaranya :
1. Mandi Sebelum Berangkat Shalat
Ada dalil yang memperkuat Sunnah mandi sebelum shalat di dua hari raya Idul Adha dan Idul Fithri.
Diriwayatkan oleh Al-baihaqi melalui Asy-syafi’I tentang seseorang yang pernah bertanya kepada Ali ra. Tentang mandi, ia menjawab ? “Mandilah setiap hari jika engkau mengehendakinya.” Kata orang itu, ”Bukan itu yang kumaksud, tapi mandi yang memang mandi (dianjurkan). Ali menjawab , ”Hari Jum’at, Hari Arafah, Hari Nahr dan hari Fithri. Ibnu Qudamah mengatakan bahwa karena hari Ied adalah hari berkumpulnya kaum muslimin untuk salat, maka ia disunahkan untuk mandi sebagaimana hari Jum’at.
2. Mengenakan Pakaian yang Paling Bagus
Berpakaianlah dengan pakaian yang paling bagus, namun bukan terbuat dari kain sutera. Kita tidak dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang megah. Berpakaianlah dengan rapi, sopan dan bersih.
Jadikan hari Idul Adha adalah momen yang istimewa, bukan berate harus beli baru dan hambur-hambur uang ya.
3. Tidak makan sebelum Shalat Idul Adha
Berbeda dengan Idul Fithri yang disunnahkan untuk makan kurma terlebih dahulu, dan lebih utama jika makan kurma dengan jumlah ganjil.
Di Idul Adha tidak di anajurkan makan dulu diriwayatkan dari Buraidah ra. “ Rasulullah tidak keluar pada hari iedul Fithri sebelum makan, dan tidak makan pada hari iedul adha hingga beliau menyembelih qurban.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
4. Berjalan Kaki ketempat Shalat
Salah satu amalan Sunnah sebelum melaksanakan shalat Idul Adha adalah pergi ke tempat shalat dengan berjalan kaki, mengapa demikian ? agar lebih leluasa untuk bersilaturahmi sebelum dan setelah shalat Sunnah ied.
Demikian opini tentang puasa sunnah dan amalan Sunnah sebelum melaksanakan shalat Idul Adha.