Kisah Khoirudin Relawan PMI, Sempat Minta Maaf ke Istri


CERITARELAWAN.id, Yogyakarta - Menjalankan panggilan tugas yang tak bisa ditolak, membuat Khoirudin harus rela berpisah jarak sementara, dengan seorang istri dan anak lelaki semata wayangnya berusia 11 bulan.
Pria usia 29 tahun yang akrab disapa Uud itu berbagi cerita, tentang pengalamannya mengisolasi diri di kantor PMI Bantul Jalan Jenderal Sudirman, tempatnya mengabdi sebagai relawan kemanusiaan.
Hari Sabtu tanggal 4 April sekitar jam delapan malam, ia ikut membantu merawat jenazah suspect pasien corona dalam pengawasan, di sebuah rumah sakit swasta. Usai bertugas, relawan Korps Suka Rela (KSR) PMI Bantul sejak tahun 2015 itu, tak berani pulang ke rumahnya, di Pedukuhan Bejen RT 04 Bantul untuk sekedar melepas lelah.
Alasannya, ia takut menjadi carrier atau pembawa Virus Corona di tengah keluarganya, padahal saat bertugas, Alat Pelindung Diri (APD) lengkap melekat di tubuhnya. Akhirnya, Uud terpaksa minta ijin kepada keluarga di rumah, untuk mengisolasi diri. Meski berat hati, pilihan itu ia jalani dengan ikhlas, sembari menenangkan istrinya yang sempat kaget namun akhirnya mengizinkan.
”Keluarga nggak langsung saya hubungi, baru paginya saya telpon istri untuk minta maaf jika selama ini tidak pulang karena tugas, semalam habis pemulasaraan jenazah,” katanya saat dihubungi, Selasa (14/4/2020).
”Waktu itu sempat di video teman saya, nangis waktu ijin sama istri lewat video call, sempat melihat anak baru asik-asiknya bisa jalan, besok Mei genap setahun usianya,” imbuhnya.
Selama menjalani isolasi mandiri, rasa rindu untuk bertemu keluarga kian terpatri di dada, satu-satunya penawar gejolak hatinya waktu itu, hanyalah komunikasi jarak jauh menggunakan fasilitas video call di salah satu media sosial.
Aktivitasnya selama di kantor juga berjalan seperti biasa, seperti berinteraksi dengan rekan kerja, namun tetap mengikuti anjuran pemerintah, yaitu menjaga jarak sesuai prosedur operasional, termasuk menggunakan masker.
Tepat hari Minggu (12/4) kemarin, ia pun bernafas lega setelah bisa pulang ke rumah. Rasa bahagia tak terkira juga dirasakannya waktu itu, saat berhasil melewati masa isolasi dengan kondisi sehat, dan bisa berjumpa kembali dengan buah hatinya.
”Pertama lihat rumah tidak bisa diceritakan dengan kata-kata, saya senang lihat anak ceria banget,” ucap pria yang tergabung di Divisi Infokom Satgas Covid-19 PMI Bantul.
Sebelum pulang menuju rumah, Uud mandi di kantor PMI dilanjutkan memakai masker saat berkendara di jalan. Sesampainya di rumah ia tidak langsung menyentuh istri, tetapi mencuci tangan kemudian mandi kembali. Setelah itu, ia pun berganti pakaian yang bersih untuk bertemu keluarga, dengan tetap menjaga jarak.
”Hanya lima jam di rumah dari pagi, lalu siangnya saya kembali bertugas meliput pasien corona di Bambanglipuro yang dinyatakan sembuh,” ujar dia.
Isolasi Mandiri Kemauan Relawan
Tidak ada anjuran dari pengurus PMI Kabupaten Bantul, yang mengharuskan para relawan organisasi kemanusiaan itu melakukan isolasi mandiri, setelah bertugas menangani pasien suspect Covid-19. Semuanya murni, atas permintaan relawan sendiri.
”Inisiatif mereka (relawan, red) sendiri, hanya karena kekhawatiran pribadi dari teman-teman kalau aku di rumah siapa tahu jadi carrier, kan seperti itu,” kata Koordinator Posko PMI Kabupaten Bantul Wahyu Eko Putro.
Ia pun memastikan kondisi kantornya aman untuk melakukan isolasi mandiri, bahkan dilengkapi berbagai fasilitas memadai seperti makan sehari tiga kali, kebutuhan vitamin, tempat tidur yang rutin dibersihkan, termasuk cek kesehatan.
”Kami merasa aman di kantor dari pada di rumah karena lebih terawasi, juga tidak ada perlakuan khusus harus disendirikan dimana, kami percaya sepenuhnya pada APD dan prosedur yang diterapkan,” pungkasnya. (ca/rri.co.id)