Niat Puasa Ramadhan Dan Artinya


ceritarelawan.id, Ponorogo - Bagaimana Bacaan Niat Puasa Ramadhan Yang Benar ? - Diantara rukun puasa Ramadhan adalah berniat pada malam harinya. Bagi yang akan berpuasa dalam bulan Ramadhan setiap malamnya harus berniat puasa, sehingga kalau semalam itu misalnya lupa tidak berniat maka siangnya harus tetap berpuasa (menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa) akan tetapi besuk setelah habis Ramadhan harus mengqodho (menyaur) sehari.

Berikut ketentuan niat puasa Ramadhan :

a. Menempatkan niat dalam hati; 

Mengucapkan niat dengan lisan yang tidak disertai berniat puasa dalam hati, maka tidak shah niatnya dan tidak shah pula puasanya. Adapun mengucapkan niat dengan lisan itu hukumnya sunat (untuk membantu niat dalam hati).

b. Menempatkan niat pada malam hari 

Menempatkan niat pada waktu malam hari itu di antara terbenam-nya matahari sampai waktu imsak. 

Mari kita lihat Sabda Baginda Nabi Sholallahu 'alaihi Wasallam dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Lima Ahli hadist :

Barang siapa yang tidak niat berpuasa pada waktu malam - sebelum terbit fajar, maka tidak sah puasanya”. (H.R. lima ahli hadits).

Hal ini khusus untuk puasa fardlu. Kalau puasa sunnat boleh menempatkan niat pada siang hari sebelum istiwa’ (tengah siang hari) dan belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa.

c. Menentukan ”Puasa Ramadhan”. 

Kalau hanya niat ”aku besuk berpuasa” (NAWAITU SHOUMA GHODIN), tidak menentukan “puasa Ramadhan” (‘AN ADAA-I FARDLI RAMADHAN), niat semacam itu belum cukup/tidak shah.

Adapun menentukan fardiyah (FARDLI), bulan (SYAHRI), tahun ini (HADZIHIS-SANATI) dan menyandarkan niat kepada Allah (Lillaahi Ta’ala) itu tidak menjadi syarat sahnya niat. Tetapi sebagai penyempurnaan niat.

Jadi, niat puasa Ramadhan minimal adalah:

Niat Puasa Ramadhan Dan Artinya Lengkap

Dalam puasa Ramadhan yang sangat mulia dan wajib berpuasa bagi orang Islam maka perihal niat puasa ramadhan dan artinya dalam bahasa jawa bagi orang jawa, niat puasa ramadhan dan artinya dalam bahasa Arab bagi orang arab, bahasa sunda bagi orang sundah mari kita perhatian dengan baik.

Perkara yang harus diperhatikan dalam Niat :

a. Masih banyak umat Islam yang belum/kurang memahami tentang ketentuan niat puasa sebagaimana uraian tentang ketentuan niat puasa Ramadhan di atas.

b. Huruf “Nun” pada kalimat “RAMADHOONI” dalam niat di atas supaya dibaca kasroh (“NI” bukan “NA”) karena di-idhofah-kan (disandarkan) pada kalimat sesudahnya yaitu haadzihis-sanati yang sebagai mudhaf ilaihnya.

c. Memang kalimat “Ramadhan” itu termasuk isim ghairil-munsharif (kata benda yang tidak bisa dibaca tanwin akhirnya) dan ketika dibaca jar harus diberi tanda fathah akhirnya. 

Tetapi isim ghairil-munsharif (disini kalimat Ramadhana) sebagaimana keterangannya dalam kitab Kasyifatis Saja syarh Safinatin Naja hal. 117, dan Nadham Alfiyah bin Malik bait ke 43: 

Niat Puasa Ramadhan Dan Artinya Lengkap
ketika di-idhafah-kan dengan kalimat sesudahnya maka dihukumi sebagai isim munsharif dan huruf akhirnya menggunakan tanda “kasrah”. Uraian selengkapnya bisa dilihat dalam kitab-kitab yang menjelaskan kaidah nahwu.

d. Bacaan “Ramadhana” yang kurang tepat dalam niat puasa Ramadhan seperti itu telah berlaku di mana-mana, di masjid, musholla, dalam buku-buku agama termasuk buku “IMTAQ”, buku pelajaran, tayangan televisi, suara radio, di dunia maya (website), dan sebagainya. Seolah-olah menjadi “salah-kaprah”. Namun sayangnya jarang sekali yang mempedulikannya.

e. Sebenarnya kesalahan harakat/bacaan tersebut tidak mempengaruhi sahnya niat. Artinya sekalipun dibaca “Ramadhana” niatnya tetap shah selama hatinya “bertujuan besok akan berpuasa Ramadhan”. 

Akan tetapi kalau tulisan atau bacaan yang salah itu dibaca/ didengar oleh orang yang mengetahui kesalahan tersebut rasanya janggal dan ujung-ujungnya yang disalahkan adalah orang-orang yang berperan dalam pembinaan umat islam, yaitu para pemimpin agama, kyai, imam masjid/musholla, ustadz, guru ngaji, guru agama, para da’i/da’iyah, petugas penyuluh agama, pimpinan jam’iyah, dan sebagainya. Ini baru tuntutan di dunia, belum di akhirat nanti.

Dengan ini hendaknya para pembina ummat Islam dan siapa saja yang mengetahui hal tersebut, berkenan memberikan penjelasan kepada masyarakat muslim yang sekiranya belum memahaminya, karena “niat” adalah termasuk hal yang pokok dalam segala amal perbuatan.

Maaf. Tulisan yang sangat sederhana ini dipersembahkan kepada muslimin-muslimat. Kalau sekiranya bisa dimanfaatkan, maka bagi yang berkenan dipersilakan menyampaikannya atau memperbanyak (meng-copy) dan menyebar-luaskan kepada siapa saja yang sekiranya memerlukan, dengan ikhlas karena Allah SWT.

Semoga kita semua termasuk sabda Nabi Sholallohu 'Alaihi Wasallam :

Niat Puasa Ramadhan Dan Artinya Lengkap
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang melakukan kebaikan tersebut”. HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud, dan semoga penjelasan tentang Niat Puasa Ramadhan Dan Artinya beserta niat puasa ramadhan arab dan artinya bermanfaat serta diridhai oleh Allah SWT di dunia sampai di akhirat nanti. Amiin. (Zainuddin Tamsir)