Relawan PMI bersama tenaga kesehatan di Majene, merawat seorang korban gempa Majene, (ist) |
Di Kabupaten Majene, dimana warga daerah ini sebagian besar bermukim di pesisir pantai, ratusan warga menyelamatkan diri mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena khawatir adanya tsunami. Informasi terkini mengenai kondisi itu diperoleh dari Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Majene, Patmawati Fahmi.
Mantan calon Bupati Majene itu menyatakan struktur PMI di wilayah ya melaporkan perkembangan mengenai dampak bencana itu. “Di wilayah Malunda dan Tubo, ratusan orang mengungsi ke tempat lebih tinggi karena khawatir gempa berdampak adanya tsunami,” katanya.
Untuk itu, ia telah menginstruksikan jajarannya untuk mulai menggelar pertolongan darurat. “Setelah memantau dan mengikuti informasi dari jejaring, saya menginstruksikan untuk penanganan cepat dari jajaran PMI Majene dalam proses evakuasi warga, dan penanganan terhadap korban akibat Gempa di wilayah Kecamatan Malunda. Sampai saat ini, di sekitar wilayah Malunda, ada juga di wilayah Tubo, banyak warga yang mengungsi,” ujarnya.
Istri mendiang Bupati Majene Fahmi Massiara ini menyebut pengungsi saat ini membutuhkan bantuan darurat. “Dan dibutuhkan tenda pengungsi, logistik, makanan siap saji, dan penerangan, berdasarkan pemantauan dari rekan PMI di wilayah tersebut. Tentu kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk melayani serta mengakomodir kebutuhan warga,” katanya.
Sementara itu, dari BMKG dilaporkan gempa bumi susulan dengan kekuatan magnitudo 6,2, kembali mengguncang wilayah Majene-Sulawesi Barat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pada pukul 1.28 WIB pada Jumat dini hari, 15 Januari 2021.
Lokasi persis gempa berada pada koordinat 2,98 Lintang Selatan (LS) dan 118,94 Bujur Timur (BT). Pusat gempa berada di posisi 6 km timur laut Majene dengan kedalaman 10 KM. “Tidak berpotensi tsunami,” demikian disampaikan akun Twitter resmi BMKG.
Sumber berita asli CELEBESTERKINI.com