"Fenomena air belerang naik di Telaga Ngebel ini setahun sekali. Tapi kadang dua sampai tiga tahun sekali," ujar Ketua Paguyuban Kelompok Budidaya Ikan Telaga Ngebel, Ileng Yoso, Selasa (9/2/2021).
Yoso menjelaskan bahwa terakhir kali terjadi yaitu pada Desember 2017. Saat itu terjadi dua kali letupan belerang. Peristiwa serupa kembali terjadi pada 2021.
"Di bawah ini ada gunung yang aktif, tapi tidak terlalu besar. Efek dari kejadian ini, komunitas yang ada di dalam air otomatis kayak kena obat," terangnya.
Menurutnya, akibat letupan belerang itu, air Telaga Ngebel menjadi berwarna kuning. Bau belerang pun menyengat. Namun tidak semua ikan mati.
"Kayak ikan nila, yang mati ada sekitar tiga kwintal. Sampai ribuan ikan yang mati, per petak seribu sampai dua ribu ekor," tambahnya.
Yoso mengaku bahwa ikan-ikan itu mulai mati pada Senin (8/2/2021) malam, kemudian mengapung semua pada pagi harinya. Para petani pun tidak mau merugi, mereka menjual ikan-ikan tersebut.
"Kami jual murah. Ndak bernahaya kok. Mereka yang dulu-dulu beli karena belerang juga beli lagi," pungkasnya.