Kemudian
melakukan transfusi darah melalui mulut sesuai anjuran tenaga kesehatan saat
itu. Pada saat itu belum ada pengetahuan tentang Donor Darah. Akhirnya
transfusi gagal dan mengakibatkan kematian Paus Innosensius VII dan ketiga
anaknya.
Meski mengalami kegagalan, upaya untuk melakukan transfusi darah tidak pernah berhenti. Penelitian dan metode baru sedang diupayakan.
Penelitian yang
dilakukan pada abad ke-17 berhasil diterapkan pada sesama hewan. Tapi sayangnya
itu tidak berhasil jika diterapkan pada manusia.
Dokumentasi transfusi darah
Dokumentasi pertama tentang transfusi darah ditulis pada tanggal 15 Juni 1667 oleh Dr. Jean-Baptiste Denys, ahli medis terkenal pada masa Raja Louis XIV dari Perancis.
Dia melakukan transfusi darah seekor domba kepada seorang anak
laki-laki berusia 15 tahun.
Transfusi
berhasil dan anak itu selamat. Ini juga dilakukan dalam eksperimen lain dan
juga bertahan. Namun, karena jumlah darah yang ditransfusikan sedikit, mereka
juga mengalami reaksi alergi. Denys terus melakukan eksperimen yang
mengakibatkan kematian Baron Bonde dan Antoine Mauroy.
Akhirnya, penelitian Denys ditolak oleh banyak pihak dan harus dihentikan pada tahun 1670. Sejak itu, penelitian atau upaya transfusi darah dilarang.
Namun yang
disebut peneliti, larangan tersebut tidak membuat semangat mereka untuk terus
melakukan penelitian.
Penelitian transfusi darah
Penelitian juga dilakukan oleh Christian Zagado yang meneliti dampak perubahan volume pada fungsi peredaran darah dan mengembangkan metode peredaran darah silang pada hewan.
Penelitian transfusi darah terus berkembang pada abad ke-19 dengan ditemukannya perbedaan golongan darah setelah pencampuran darah dari pendonor dan dari penerima sebelum transfusi.
Ini adalah kemajuan yang mendukung transfusi darah yang lebih baik. Ini dilakukan oleh Blundell dengan menggunakan darah suami pasien sebagai donor, dan mengambil 4 ons darah dari lengannya untuk ditransfusikan ke istrinya.
Dari tahn 1825 hingga 1830, Dr. Bundell melakukan 10 transfusi,
5 di antaranya sangat berguna, dan dia juga mempublikasikan keberhasilannya.
Ia
juga mendapat banyak manfaat dari transfuse darah. Meski begitu, ada juga
pasien yang meninggal. Hingga tahun 1901 ketika seorang dari Austria bernama
Karl Landsteiner menemukan pengelompokan darah manusia, di mana transfusi darah
menjadi lebih aman. Ia berhasil menemukan pengelompokan darah menjadi golongan
darah A, B, AB, dan O.
Dengan pengelompokan tersebut, transfusi darah tidak lagi dilakukan secara sembarangan dan disesuaikan menurut golongan darah.
Atas penemuannya tersebut, Karl
Landsteiner menerima Hadiah Nobel dalam Psikologi dan Kesehatan pada tahun
1930.
Memperingati hari donor sedunia
Mari kita bersama-sama mendonor darah, dengan mendonor darah secara rutin, kita telah membantu menyelamatkan nyawa sesama sepanjang tahun.
Hari donor
darah sedunia yang diperingati setiap tanggal 14 Juni ini dipilih dari
kelahiran Karl Landsteiner, pemenang Hadiah Nobel yang menemukan sistem kelas
darah.
Hari donor darah sedunia bermanfaat sebagau upaya untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya darah dan produk darah yang aman, dan untuk berterima kasih kepada para pendonor atas sumbangan darah yang telah menjadi penyelamat nyawa secara sukarela.
Demikian ulasan tentang sejarah hari Donor Darah sedunia semoga
bermanfaat.(amin)
Sumber : www.enkosa.com