Sebelum acara inti turba dimulai, diawali dengan prosesi ruqyah massal. Kali ini, pengurus wilayah Jawa Timur, Gus Ali Sukron memimpin langsung pelaksanaan ruqyah massal tersebut. Beberapa warga masyarakat sekitar lokasi, hadir pada acara itu untuk berusaha menggapai kesembuhan melalui Al-Qur'an.
"Sebenarnya sudah lama saya ingin mengikuti ruqyah massal, namun karena musim pandemi Covid-19 yang cukup lama, saya harus bersabar menunggu adanya ruqyah massal lagi di Jambon." Ungkapnya.
"Alhamdulillah, akhirnya dapat informasi di akan ada ruqyah di Mushola Al Hidayah kemudian saya hadir disini." Pungkasnya.
Usai melaksanakan ruqyah massal, acara inti turba dilaksanakan. Dalam sambutannya, Ustadz Samuri, ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) JRA Kecamatan Jambon menyampaikan beberapa hal terkait organisasi JRA di Kecamatan Jambon tersebut. "Untuk saat ini, PAC Kecamatan Jambon terus bersinergi dengan badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama' (NU) di kecamatan Jambon. Dimana ada kegiatan-kegiatan NU, PAC Jambon selalu siap berkhidmah bersama-bersama. Adapun terkait ruqyah, praktisi PAC Jambon hingga saat ini masif melayani permintaan ruqyah" pungkasnya.
Gus Cholid Abasa Rifai, wakil ketua Pengurus Cabang JRA Batoro Katong Ponorogo menyampaikan pesan kepada para praktisi PAC Jambon untuk menjadikan ruqyah sebagai cara mensyukuri nikmat Allah Swt. "Tanamkan rasa syukur di hati kalian bahwa masih diberikan kesempatan untuk membacakan ayat Al-Qur'an. Sembuh atau tidak itu bukan urusan kita, itu adalah hak prerogatif Allah Swt atas hambaNya." tuturnya. Ia juga menambahkan dengan mengutip maqolah arab untuk memotivai agar mengamalkan ilmu ruqyah. "Ilmu tanpa amal, bagaikan pohon tak berbuah" ucapnya sambil menunjuk papan hitam bertuliskan arab di dinding mushola itu.
Kemudian Gus Ali Sukron, pengurus wilayah JRA Jawa Timur memotivasi para praktisi PAC Jambon agar berani mengamalkan ilmu ruqyah. "Kita semua merupakan praktisi JRA, sudah mengikuti pelatihan, dan sudah diijazahi oleh guru kita untuk meruqyah, maka konsekuensinya adalah kita harus berani meruqyah. Jangan sampai ilmu yang kita dapat sia-sia karena tidak kita amalkan." Ucapnya.
Kemudian ia menambahkan dengan berpesan agar menjaga nama baik organisasi kepada para praktisi JRA.
"Sebagai praktisi JRA, kita harus menjaga marwah organisasi kita, menjaga nama baik guru kita Gus Amak, serta nama baik NU, tetap taati 99 prinsip JRA saat meruqyah. Jangan sampai merusaknya dengan berbuat hal yang dilarang organisasi." Pungkasnya. (Mukhlas/amin)