Suasana itu tak memengaruhi aktivitas Sutarjo, 50, melantunkan ayat suci Al-Qur’an di pinggir trotoar yang berlokasi di salah satu sudut simpang lima.
Di samping toko aksesori ponsel, mata Sutarjo menekuri satu per satu ayat Al-Qur’an.
Wajahnya teduh seakan tak terpengaruh panasnya sinar matahari siang itu yang kian terik. Suara merdu Sutarjo melantunkan ayat suci Al-Qur’an beradu dengan riuhnya suasana di simpang lima.
Sesekali Sutarjo menutup Al-Qur’an ketika ada orang yang keluar dari toko dan mengambil sepeda motor terparkir di depan tempat pria itu duduk.
Setelah melayani pengunjung toko, mengeluarkan sepeda motor sembari menata sepeda motor lainnya yang baru saja terparkir, Sutarjo bergegas kembali ke tempat duduknya.
Sutarjo melanjutkan bacaan ayat suci Al-Qur’an. Berulang kali dia melakukan aktivitas itu.
Sutarjo seorang juru parkir di depan toko aksesori ponsel itu. Mengenakan rompi oranye serta topi dan bersepatu, Sutarjo bekerja saban pukul 09.00 WIB- 15.00 WIB.
Sutarjo memiliki kebiasaan membaca Al-Qur’an di sela bekerja tak hanya saat Ramadan.
Kebiasaan itu sudah dia lakoni saban hari sejak 26 tahun lalu berbekal ilmu mengaji dari masjid kampung halamannya di Ngawi, Jawa Timur dan terus dia asah hingga kini. (Sumber Solopos)