ceritarelawan.com, Gresik - Tiga peserta asal Kota Malang mendominasi peringkat terbaik dari satu hingga tiga pada pelatihan Pertolongan Pertama (PP) tingkat mahir Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur, gelombang ketiga selama lima hari dan berakhir Sabtu (21/5/2022) di Pusdiklat PMI di Gresik.
Menempati predikat terbaik 1 adalah Febrina Fahauzzahro, dengan nilai 99,28 (Kota Malang), terbaik ke 2 diraih Rama Putra Dinata dengan nilai 97,15 (Kota Malang) dan terbaik ke 3 Erina Putri Anjani dengan nilai 95,94.
Pelatihan tersebut diikuti 23 peserta, 21 peserta dinyatakan berhak atas sertifikat PP tingkat mahir dan dua diantaranya lulus bersyarat.
Sekretaris PMI Provinsi Jawa Timur Dr. Edy Purwinarto, M, Si menyampaikan selamat dan sukses kepada mereka yang telah mengikuti pelatihan dengan kualifikasi terbaik. Hingga pelatihan PP mahir gelombang tiga, PMI Jawa Timur telah memiliki 72 relawan bidang PP tingkat mahir.
"Pertolongan Pertama (PP) tingkat mahir adalah keterampilan dasar bagi komponen PMI terutama yang akan ditugaskan ketika terjadi bencana, wilayah konflik maupun krisis kesehatan maupun kedaruratan lainya." Ungkapnya
"Pertolongan pertama merupakan layanan gerakan Palang Merah paling awal dalam penanganan korban. Layanan ini juga sesuai UU No 1/2018 yang masih relevan hingga saat sekarang. Untuk selanjutnya, semua peserta yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan mampu melakukan dan mengembangkan di daerahnya masing masing sehingga relawan relawan yang terdidik akan semakin banyak" Terangnya
"Sekarang kalian sudah tahu apa itu PMI dan relawan. Semua lapisan masyarakat juga sangat mengenal dekat dengan PMI. Setiap kali ada kecelakaan atau bencana, maka disitu ada petugas pertolongan pertama PMI. Dan setelah tahu PMI lebih dalam, lalu memiliki keterampilan, yang berikutnya adalah pengamalan atau implementasi dari pelatihan ini yang muaranya adalah kepuasan atas pelayanan masyarakat". Jelasnya
"Untuk mencapai tingkat kompetensi peserta pelatihan, maka instruktur yang dihadirkan pun dengan kualifikasi yang bagus. Tidak sekedar teori namun juga mampu mengemplementasikan dan menganalisa. Instruktur itu adalah miliknya PMI Jatim, penugasannya berdasarkan perintah dari Provinsi". Tambahnya
"Masyarakat sangat mencintai PMI. Karena itu kehadiran kalian ditengah masyarakat harus memberikan kepuasan dalam pelayanan, meskipun penggunaan masker diruang terbuka lebih longgar, namun relawan PMI harus tetap hati hati terutama saat terjadi tatap muka dengan pasien/korban". Pungkasnya (*)