CERITARELAWAN.ID, Pamekasan - Palang Merah Indonesia (PMI) Pamekasan, bersama Korea Internasional Cooperation Agency (KOICA) menyalurkan bantuan Buku Media Edukits bagi beberapa rumah belajar di kabupaten Pamekasan, Jum’at (13/5/2022) kemarin.
Bantuan tersebut merupakan kerjasama antara PMI Pamekasan dengan KOICA sebagai tindak lanjut dari program KOICA for Kids, digelar serentak di dua kabupaten/kota di Jawa Timur. Salah satunya di kabupaten Pamekasan, yang kembali dipercaya sebagai tuan rumah.
“Program ini merupakan lanjutan dari kerjasama yang kami jalin bersama KOICA sejak 2021 lalu. Di mana pada saat itu, kami bersama KOICA juga mengadakan kegiatan kesiapsiagaan bencana alam dan kesehatan bagi anak-anak usia dini,” kata Ketua PMI Pamekasan, Sigit Priyono, melalui Wakil Ketua Markas PMI Pamekasan, Yulianto Prayitno, Sabtu (14/5/2022).
Selain itu pihaknya bersyukur kerjasama tersebut terus terjalin, sehingga PMI Pamakasan kembali mendapat kesempatan dan dipercaya sebagai tuan rumah pada program bertajuk KOICA for Kids. “Kami sangat berharap agar kerjasama ini terus terjalin, tentunya demi membantu sesama,” ungkapnya.
“Penyerahan bantuan Media Eduktis ini kita salurkan ke beberapa lembaga pendidikan anak usia dini. Di antaranya Rumah belajar Al Qurtuby, Desa Bungberuh (Kadur), Kelompok Belajar M Khoir (Tlanakan), TPQ Asy Syarifah Desa Tambung (Pademawu), TPQ Al Shodiqin Desa Bukek dan SLB API Alam Desa Larangan Tokol (Tlanakan),” jelasnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga sangat berharap bantuan tersebut dapat memberikan ide dan motivasi agar semakin sigap dalam mengantisipasi dan mencegah berbagai jenis bencana sejak dini. “Bantuan media eduktis ini kita harapkan agar dapat mengedukasi anak-anak agar selalu siaga bencana sejak dini,” harapnya.
Sebelumnya, PMI Pamekasan bersama KOICA juga menggembleng puluhan anak usia dini dengan materi kesiapsiagaan bencana alam dan kesehatan melalui beragam jenis model dan metode berbeda, Kamis (16/12/2021) lalu. Para peserta mayoritas anak berusia 5 hingga 12 tahun, mendapat bekalan materi kesiapsiagaan bencana dari narasumber yang kompeten. Termasuk dengan penerapan metode yang sesuai dengan kemampuan peserta.
Beberapa metode di antaranya, yakni metode dongeng, bernyanyi, permainan (games) hingga sulap. Hal tersebut membaut suasana diklat yang berlangsung sekitar 2 jam berlangsung dinamis, bahkan para peserta juga terlihat sangat senang menyimak beragam macam materi yang disajikan. (*)