Sebelum dikirab, ada prosesi bedol pusaka yang dilakukan pada Jumat (29/07/2022) dini hari tadi. (Foto/Istimewa) |
ceritarelawan.id, Ponorogo – Kirab pusaka menjadi salah satu kegiatan dari rangkaian perayaan Grebeg Suro yang paling dinanti-nanti masyarakat Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.
Kegiatan kirab pusaka ini juga sebagai tanda menyambut 1 Muharam atau 1 Suro, dilakukan sehari sebelum tahun baru tersebut.
Iring-iringan tiga pusaka milik pendiri Ponorogo, yakni Tombak Kiai Tunggul Nogo Sabuk Angking Cinde Puspito dan Payung Songsong Kiai Tunggul Wulung, selalu menyedot perhatian masyarakat. Penonton selalu berjubel di sepanjang jalan yang dilalui kirab pusaka tersebut.
Gelaran kirab pusaka ini merupakan simbolis dari perpindahan pusat kota Ponorogo dari kota lama ke kota baru.
Dimana dulu berada di Kota Lama atau saat ini di Kelurahan Setono, pindah ke Kota Tengah atau yakni di pendopo agung dan rumah dinas bupati pringgitan. Kirab 3 pusaka milik Eyang Batoro Katong itu, juga diikuti arakan-arakan dari Bupati dan Wakil bupati beserta Forkopimda dengan menggunakan kereta kuda.
“Kirab pusaka ini simbol perpindahan pusat pemerintahan dari Kota Lama ke Kota Tengah. Perpindahan itu terjadi pada tahun 1837 saat bupatinya Eyang Mertonegoro,” kata salah satu budayawan Ponorogo, Sunarso, Jumat (29/7/2022).
Tombak Kiai Tunggul Nogo, Sabuk Angking Cinde Puspito dan Payung Songsong Kiai Tunggul Wulung merupakan 3 pusaka milik Eyang Batoro Katong. Ketiga pusaka tersebut yang digunakan Eyang Batoro Katong dalam babat Ponorogo. Sehingga sampai sekarang pusaka-pusak tersebut masih dirawat. Selama ini, disimpan di Pringgitan, rumah dinas bupati.
“Sehari sebelum dikirabkan dari kota lama ke kota tengah. Ketiga pusaka juga dilakukan prosesi adat bedol pusaka untuk dibawa ke komplek makam Eyang Batoro Katong. Dan itu dilakukan tengah malam tadi,” katanya.
Kirab pusaka tahun ini akan dilakukan pada hari Jumat (29/7) sore mulai pukul 13.00 WIB. Rute jalan yang dilalui mulai dadi komplek makam Eyang Batoro Katong yang berada di Kelurahan Setono.
Kemudian keluar gapura berjalan ke barat menuju perempatan Pasar Pon untuk melewati Jalan Batoro Katong. Selepas jalan Batoro Katong, rombongan kirab pusaka ini masih terus ke barat melewati jalan Ahmad Dahlan.
Nah, setelah sampai di perempatan Pasar Legi, belok ke kiri melewati jalan Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto hingga ujung jalan di pertigaan Ngepos. Sampai ke pertigaan Ngepos, lalu belok ke kanan melewati jalan Jendral Sudirman dan belok kanan lagi ke jalan alun-alun timur. Hingga kirab pusaka itu finish di depan Paseban.
“Start kirab pusaka itu dimulai dari Komplek Makam Eyang Batoro Katong hingga finish di depan Paseban Alun-alun Ponorogo,” pungkasnya. (end/ted)an melewati jalan Jendral Sudirman dan belok kanan lagi ke jalan alun-alun timur. Hingga kirab pusaka itu finish di depan Paseban.
“Start kirab pusaka itu dimulai dari Komplek Makam Eyang Batoro Katong hingga finish di depan Paseban Alun-alun Ponorogo,” pungkasnya. (*)