ceritarelawan.com, Ponorogo - Maraknya berita hoaks atau bohong serta provokasi di media sosial akhir-akhir ini, menciptakan kondisi yang rentan akan perpecahan. Khususnya dikalangan remaja. Sebagai negara yang mutikulturan, membuat Indonesia sangat rentan akan perpecahan.
Kekayaan akan perbedaan sebenarnya sudah disadari oleh para pejuang kemerdekaan kita. Tidak hanya kalangan tua, generasi mudapun saat itu sudah sangat sadar jika persatuan menjadi tonggak kekuatan suatu negara yang merdeka.
Heri Subowo, M. Pd Kepala SMAN 1 Ngrayun mengatakan, dalam rangka peringatan bulan bahasa tahun 2022 ini tidak hanya melibatkan peserta dari SMAN 1 Ngrayun Ponorogo Jawa Timur, namun juga beberapa sekolah disekitarnya, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Ada beberapa perlombaan yang diikuti oleh siswa SD dan SMP se-Kecamatan Ngrayun, yakni membuat cerpen dan cipta puisi. Adapun untuk internal siswa SMAN 1 Ngrayun, selain membuat cerpen, siswa juga dapat mengikuti lomba video pendek, podcast, musikalisasi puisi serta monolog.
"Sebagai sekolah penggerak, dalam pengelengaraan bulan bahasa 2022 ini, SMAN 1 Ngrayun tidak hanya mengadakan perlombaan yang terkait sastra, namun juga pameran karya siswa. Salah satunya komik digital karya Adani Nawang Sari, yang baru saja membawa piala dari lomba cipta komik sejarah, yang diadakan Dinas Pariwisata dan Pemuda Propinsi Jawa Timur. Selain komik, pameran karya juga diisi berbagai lukisan karya siswa SMAN 1 Ngrayun. Lukisan-lukisan tersebut rencananya juga akan ikut dipamerkan dalam pameran lukisan tingkat kabupaten". Terangnya. Rabu, (03/11/2022)
"Untuk memperkuat rasa persatuan, dalam peringatan bulan bahasa ini, panitia juga menyulap ruang kelas menjadi bioskop mini. Di bioskop mini ini, diputar film-film karya anak bangsa yang memiliki pesan pendidikan, diantaranya Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor serta Keluarga Cemara". Jelasnya
"Kegiatan ini juga sekaligus unjuk karya siswa dalam Bulan Bahasa dan Sastra 2022 bukan hanya acara seremonial dan perayaan semata, melainkan juga merupakan pemantik ingatan kita untuk tetap mengobarkan semangat dalam menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, ungkap Sri Nurwati Guru Prakarya SMA Negeri 1 NGrayun". Tambahnya
Daniera pengunjung mengatakan, Sangat senang ada wadah yang dapat mengembangkan bakat siswa dalam bersastra. Selain, kami dapat belajar banyak dari pameran lukisan serta film-film yang ditayangkan di bioskop mini.
Testimoni pengunjung Susilowati, S.Pd Guru bahasa Indonesia SMPN 1 Ngrayun Mengasah mental siswa-siswa dalam berkompetisi dengan sekolah lain. Mengingat sangat jarang even seperti ini di sini. (*)