Berlangsung di Gedung Negara Grahadi, pemberian penghargaan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua PMI Jawa Timur, Imam Utomo dan juga jajaran kepala OPD terkait.
Gubernur Khofifah mengapresiasi serta mengucapkan terima kasih kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim dan Kabupaten/Kota di Jatim bersama para pendonor khususnya di Jatim yang telah menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan secara terus menerus hingga saat ini.
“Atas nama masyarakat Jawa Timur, saya mengucapkan terima kasih setinggi-tinggi bagi para pendonor darah yang sudah menyumbangkan diri untuk kemanusiaan secara rutin dan sukarela. Lewat PMI inilah tumbuh nilai-nilai kemanusiaan,” Ungkapnya
“Bila ada orang yang berbicara tentang moderasi dan toleransi, para pendonor darah inilah yang paling moderat dan paling toleransi. Siapa yang paling Pancasila, ya para pendonor darah inilah yang Pancasilais. Mereka tidak pernah bertanya untuk siapa darah yang disumbangkan ini. Mereka secara ikhlas dan sukarela melakukannya,” Jelasnya
"Keteladanan Imam Utomo selaku Ketua PMI Jatim yang juga mantan gubernur Jawa Timur dinilai telah berhasil mengomandani organisasi kemanusiaan kemasyarakatan tersebut hingga kini. Bahkan, PMI Jatim menjadi penyumbang ketersediaan darah paling banyak di Indonesia. Selain itu, Imam Utomo juga diketahui sebagai salah satu pendiri dari Masjid Al-Akbar". Tambahnya
Sementara itu, Imam Utomo Ketua PMI Provinsi Jawa Timur mengatakan pemberian penghargaan ini digelar rutin setiap tahun. Untuk penghargaan 50 kali dilakukan oleh Walikota/Bupati di masing-masing kabupaten/kota. Kemudian 75 kali dilakukan oleh Gubernur dan 100 kali oleh Presiden di Istana Negara.
“Hanya saja untuk menghargaan 100 kali oleh Presiden masih tertunda selama 3 tahun ini karena kesibukan Presiden. Dan, perlu diketahui Jatim selalu menyumbangkan pendonor darah terbanyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua PMI Pusat Jusuf Kallla,” papar Imam Utomo.
Namun, lanjut Imam Utomo, PMI Jatim akan terus mendorong adanya regenerasi bagi pendonor darah rutin dan sukarela. Itu dia sampaikan berkali-kali termasuk ketika dirinya hadir dalam kegiatan donor darah yang digelar di Dinas Pendidikan Jatim dimana kegiatan dihadiri para siswa SMA/SMK yang ada di Jatim.
“Kegiatan donor darah ini memang sangat menguntungkan bukan hanya bagi orang yang membutuhkan, tetapi juga untuk kesehatan pendonornya sendiri. Ibarat mobil, akan semakin baik jika rutin dilakukan pergantian oli. Sehingga memang perlu donor darah rutin,” tambahnya.
Diakuinya, untuk kebutuhan donor darah Jatim sudah sangat cukup setiap tahunnya dengan adanya pendonor sukarela di Jatim yang mencapai 350 ribu orang tersebut.
Hanya saja, memang saat ini belum semua UDD di Kabupaten/Kota di Jatim memiliki peralatan yang canggih. “Saat ini baru ada 7 daerah yang memiliki peralatan canggih dan kualitas internasional sesuai dengan BPOM. Sisanya juga ada yang memiliki sertifikasi tingkat nasional. Tentunya hal itu perlu difikirkan bersama. Mengingat peralatan yang canggih harganya juga mahal,” bebernya.
Sebelumnya, Dr Harsono, Ketua Panitia Pemberian penghargaan Satyalencana pendonor 75 kali melaporkan ada 526 pendonor yang mendapat penghargaan yang disampaikan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Karena terbatasnya lokasi, yang hadir sebanyak 200 orang dan penghargaan diberikan secara simbolis oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada 10 pendonor darah. (min)