Pererat Silaturrahmi, SMKN 2 Ponorogo Gelar Halal Bihalal


ceritarelawan.idPonorogo - Untuk mempererat silaturrahmi dan ukhuwah islamiyah SMKN 2 Ponorogo menggelar halal bihalal lebaran idul fitri 1444 H/2023 M. Kamis, (27/04/2023)
 
Acara diikuti oleh keluarga besar SMKN 2 Ponorogo yakni guru, karyawan, komite serta karyawan purna tugas. Acara dibuka oleh kepala SMKN 2 Ponorogo Farida Hanim dilanjutkan ceramah hikmah halal bihalal oleh Ustadz KH. Dr. Syarifan Nurjan. MA.

Farida Hanim Handayani, S.Pd, M.Pd Kepala SMKN 2 Ponorogo mengatakan, lebaran Idul Fitri merupakan momen besar bagi umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Istilah lebaran tak lepas dari ajaran Islam pertama kali masuk ke Indonesia. Lebaran menjadi bagian dari tradisi dan budaya masyarakat, khususnya pulau Jawa. 

"Dalam penyebarannya, Islam menggunakan istilah-istilah yang dekat dengan masyarakat setempat. Momen lebaran selalu identik dengan kembali ke fitrah dan saling memaafkan. Makna lebaran tak hanya sekadar kembali ke fitrah. Lebaran bisa menjadi ungkapan syukur, kebersamaan, dan budaya yang tetap dijunjung,". Ungkapnya

"Atas nama SMKN 2 Ponorogo mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1444 H/2023 Minal Aidin Walfaizin Taqobbalallhuminna Waminkum Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita kembali dalam keadaan suci, atau keterbebasan dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan sehingga berada dalam kesucian atau fitrah,". Tambahnya

Ustadz Syarifan Nurjan saat memberikan ceramah mengatakan, seorang guru yang akan dikenal oleh siswa bukan hanya guru yang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga guru yang mendampingi siswa untuk bertumbuh kembang. 

"Konsep berbagi bagi guru harus berarti lebih dari sekadar mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga membantu siswa dalam perkembangan dirinya secara holistik". Ungkapnya

"Sebagai pendidik kita harus bergeser dari teori transfering of knowledge ke teori growth sehingga akan mendampingi anak-anak untuk tumbuh kembang secara penuh. Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan yang menyeluruh dan memperhatikan perkembangan siswa secara keseluruhan, bukan hanya aspek intelektual semata. Bagi ummat islam yang taat puasa sebagai sarana untuk mengendalikan diri, khususnya menahan amarah. Dalam hal ini, beliau menekankan bahwa hakikat puasa haruslah dapat merubah sifat-sifat buruk pada diri kita sehingga kita dapat menjadi lebih baik lagi. Seorang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat, melainkan orang yang bisa mengendalikan dirinya sendiri ketika marah. Allah SWT sangat memberi maaf kepada hambanya, maka harapannya adalah kita dapat meniru sifat Allah yang pemaaf tersebut," Jelasnya

"Ada tiga cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan memperbanyak istighfar, memperbanyak berdzikir mengingat Allah SWT, dan menghindari sifat-sifat yang menimbulkan amarah,". Tambahnya

"Mari kita bersama untuk tidak saling menyalahkan, karena bisa jadi yang kita salahkan adalah orang yang sebenarnya benar, saya juga mengajak bekerja lebih keras dari biasanya, untuk bisa meraih prestasi dan membuat orang lain bahagia,". Pungkasnya,". Pungkasnya. (min)