ceritarelawan.id, Ponorogo - Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah momen yang dinantikan oleh sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Namun, Kepala Sekolah SDN 3 Babadan di Ponorogo, Jawa Timur, merasa sedih karena sekolah tersebut tidak mendapatkan satu pun siswa baru pada masa PPDB tahun 2023. Kejadian ini sangat memprihatinkan, terutama mengingat bahwa SDN 3 Babadan termasuk dalam kategori sekolah beprestasi di tingkat kecamatan hingga kabupaten.
Tangis kepala sekolah di SDN 3 Babadan tumpah karena mereka merasa terpukul oleh kenyataan ini. Mereka telah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan siswa baru dengan berbagai upaya yang telah mereka kerahkan, mulai dari mendatangi para orangtua wali, pemberian seragam baru, uang tabungan, hingga uang transport sebesar Rp150.000 per bulan.
Dinas akan mengevaluasi program dan kemampuan Kepala Sekolah dalam menghidupkan SD Negeri yang saat ini kekurangan siswa. Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab minimnya jumlah anak usia lulus TK di desa ini, sehingga harus berbagi dengan 2 SD Negeri lainnya di desa yang sama. Hal ini juga terjadi di SDN Tumenggungan Nomor 28 di Solo, Jawa Tengah.
Keterbatasan jumlah anak usia lulus TK di desa atau perkampungan ini membuat SDN 3 Babadan menghadapi tantangan dalam mendapatkan siswa baru. Selain itu, faktor lain yang menjadi alasan minimnya siswa baru adalah kurangnya perkembangan infrastruktur di sekitar sekolah. Misalnya, di SDN Tumenggungan Nomor 28, kurangnya peserta didik disebabkan oleh minimnya bangunan niaga seperti pertokoan, rumah sakit, dan perkantoran di sekitar sekolah, sehingga tidak banyak anak usia sekolah yang berdomisili di sana.
Di pusat kota, Sekolah Dasar Negeri Melayu 5 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, juga menghadapi masalah serupa. Sekolah tersebut hanya mampu mendapatkan 13 peserta didik pada pelaksanaan pendaftaran peserta didik baru tahun ini. Kurangnya peserta didik sudah berlangsung lama karena orang tua peserta didik memilih mendaftar di sekolah lain yang berada di kawasan yang sama.
Meskipun demikian, sekolah tetap menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan akan melakukan evaluasi terhadap program-program yang ada dan memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan siswa baru.
SD Negeri 3 Babadan adalah satu-satunya sekolah di Ponorogo yang tidak mendapatkan siswa baru pada PPDB tahun ini. Kepala sekolah saat ini adalah Evif Darmawanti. Sekolah ini menyediakan listrik yang berasal dari PLN dan akses internet yang menggunakan Telkomsel Flash untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran di SD Negeri 3 Babadan dilakukan pada pagi hari selama 6 hari dalam seminggu. Sekolah ini memiliki akreditasi B, berdasarkan sertifikat 175/BAP-S/M/SK/X/2015.
Diharapkan dengan adanya evaluasi dan bantuan yang diberikan, SD Negeri 3 Babadan dan sekolah-sekolah lain yang menghadapi masalah serupa dapat mengatasi tantangan ini dan mendapatkan siswa baru untuk masa depan pendidikan yang lebih baik. (min)