Ketua Tim PMI untuk Misi Kemanusiaan Gaza, Arifin Muh. Hadi yang saat ini berada di Kairo Mesir menjelaskan,salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini adalah hygiene kits.
“Hygiene kits ini diperlukan setiap orang untuk menjaga kebersihan dankesehatan dirinya sehari-hari. Sementara ini mereka (warga Gaza di Mesir)tidak punya uang sama sekali untuk membeli kebutuhan kebersihan, mandi,cuci dan kakus. Oleh karena itulah kami berinisiasi membeli paket ini daripasar lokal di Kairo. Ini adalah bagian dari proteksi untuk memastikan setiaporang mendapatkan akses kebutuhannya dan mendorong mereka untukmenerapkan pola hidup bersih dan sehat,” jelas Ketua Tim PMI untuk Misi Kemanusiaan Gaza, Arifin Muh Hadi. Sabtu, (03/02/2024)
Hygiene Kita yang diberikan berisi handuk, sikat gigi, pasta gigi, sandal, sabun mandi, sabun cuci, sampo, tissue dan lain-lain.
“Pendistribusian hygiene kits untuk paket keluarga ini kami lakukan secaralangsung bagi warga pengungsi Gaza yang ada di Mesir. Selain itu kami jugadistribusikan kepada para pasien trauma yang saat ini masih dirawat diRumah Sakit,” jelas Ridwan Sobri, Kepala Divisi Penanggulangan BencanaMarkas Pusat PMI yang juga berada di Kairo.
Menurut catatan dari Bulan Sabit Merah Mesir, jumlah pengungsi dari Gazayang masuk ke Mesir sampai dengan saat ini lebih dari 9 ribu orang.
Sejumlah pasien trauma, baik patah tulang maupun luka berat, yangmendapatkan perawatan dari sejumlah rumah sakit di Kairo sebanyak lebihdari 450 orang.
Kondisi konflik yang terus berlanjut di Gaza menyebabkan penderitaan yangluar biasa dan mendorong peningkatan kerentanan terhadap kesehatannya. Fungsi dan akses pelayanan kesehatan terganggu.
Bencana kesehatanmasyarakat berkembang pesat di Gaza dengan tingginya tingkat kematiandan cedera akibat kekerasan, pengungsian massal, kepadatan penduduk,gangguan besar dan disfungsi sistem kesehatan, serta kerusakaninfrastruktur air dan sanitasi. Penyebab stres yang parah terhadap
kesehatan mental memengaruhi seluruh populasi, termasuk pemboman danpengepungan.
Merujuk pada data Sitrep (situation report) yang dirilis oleh WHO per 23
Desember 2023 menunjukan bahwa sebanyak 20.057 jiwa korban meninggal,
70% nya adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah korban cidera dan lukaluka mencapai 53.320 jiwa. Dari 36 Jumlah rumah sakit, hanya sembilanrumah sakit yang berfungsi, namun belum normal kondisinya. (min)