Supartono adalah Warga Kelurahan Tonatan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo ini telah membuktikan bahwa pekerjaan sebagai pemulung pun tidak menghalangi seseorang untuk menunaikan ibadah haji, meskipun harus menabung puluhan tahun.
"Dari tahun 1998, saya sudah memiliki keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Saya melakukan berbagai pekerjaan serabutan, seperti pemulung, tukang becak, dan tukang bersih-bersih. Apapun pekerjaan yang saya lakukan, asal halal," ungkap Supartono, Sabtu (4/5/2024).
Supartono menjelaskan bahwa hasil dari pekerjaan lainnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Dari tahun 1998, saya sudah memiliki keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Saya melakukan berbagai pekerjaan serabutan, seperti pemulung, tukang becak, dan tukang bersih-bersih. Apapun pekerjaan yang saya lakukan, asal halal," ungkap Supartono, Sabtu (4/5/2024).
Supartono menjelaskan bahwa hasil dari pekerjaan lainnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun, dia secara khusus menyisihkan uang dari hasil pekerjaan sebagai pemulung untuk menabung demi pergi haji.
Awalnya, Supartono hanya bisa menabung sejumlah seribu rupiah.
Awalnya, Supartono hanya bisa menabung sejumlah seribu rupiah.
Namun, ia terus menambah jumlah uang tabungannya hingga mencapai tiga ribu rupiah, kemudian naik menjadi lima belas ribu rupiah.
Hingga tahun 2011, uang tabungannya sudah terkumpul untuk mendaftar haji.
Meskipun saat ini Supartono masih bekerja sebagai pemulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia juga mengerjakan pekerjaan serabutan lainnya untuk menyekolahkan kedua anaknya.
Meskipun saat ini Supartono masih bekerja sebagai pemulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia juga mengerjakan pekerjaan serabutan lainnya untuk menyekolahkan kedua anaknya.
Berkat kegigihan dan ketekunannya, kedua anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan wajib belajar 12 tahun.
Supartono sangat terharu dapat berangkat ke tanah suci.
Supartono sangat terharu dapat berangkat ke tanah suci.
Ia merasa bersyukur karena dapat melunasi pembiayaan ibadah haji.
Istrinya, Marpungah (59), juga merasa bangga dan terharu atas kegigihan dan ketekunan suaminya.
Meskipun berasal dari keluarga miskin, tekad Supartono yang kuat membuatnya rajin menabung selama 26 tahun demi mewujudkan impian naik haji.
Perjalanan Supartono adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan ketekunan, siapapun dapat mewujudkan impian mereka.
Perjalanan Supartono adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan ketekunan, siapapun dapat mewujudkan impian mereka.
Meskipun pekerjaan sehari-hari mungkin tidak seberapa, namun jika ditabung dengan tekun, impian yang besar dapat tercapai.
Kisah Supartono memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian.
Kisah Supartono memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian.
Semangat dan ketekunan dalam menabung dan bekerja dapat membawa kita menuju kesuksesan.
Semoga perjalanan Supartono menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menggapai impian mereka. (min)