Donor Darah Gratis Penerima Bayar, Mengapa Demikian?



ceritarelawan.com, Ponorogo Kebutuhan akan persediaan darah di Indonesia sangatlah tinggi, menjadi elemen vital dalam menolong persalinan, mengobati penyakit, serta mendukung penanganan korban kecelakaan yang membutuhkan pasokan darah. Namun, seringkali terdapat anggapan miring seputar biaya yang tinggi ketika seseorang membutuhkan darah.

Sebagian masyarakat bertanya-tanya, mengapa harga darah begitu mahal? Sebenarnya, setiap proses pengolahan darah yang didistribusikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) yang tidak terkait dengan harga bayar atau pemungutan uang. Meskipun proses donor darah adalah perbuatan sukarela dan darah dari PMI secara mendasar tidak dipungut biaya, namun prosesnya sendiri memiliki biaya yang harus diakomodasi.

Setiap kantong darah yang dihasilkan dari hasil donor darah tidak dapat langsung disalurkan kepada penerima. Proses pemrosesan darah memerlukan tahap uji kelayakan yang memerlukan waktu sekitar enam jam sebelum dapat disalurkan. Tes tersebut umumnya melibatkan pemeriksaan kelayakan darah, termasuk uji bebas penyakit menular seperti HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis, dan Malaria.

Selain faktor biaya pemrosesan, harga kantong darah, yang sebagian masih diimpor, turut mempengaruhi besarnya biaya tersebut. Diperlukan pembiayaan untuk merekrut donor darah sukarela, pengadaan kantong darah, penanganan medis dan non-medis, pemeriksaan golongan darah dan Haemoglobin/Hb, serta pengujian saring agar darah terbebas dari Insidensi Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) seperti HIV/AIDS, HBsAg, HCV, dan RPR (sifilis).

Biaya juga terkait dengan pengadaan reagen untuk uji cacad (metode gel test), penggantian dan pemeliharaan alat, prasarana, serta pemusnahan limbah medis. Pemahaman tentang biaya pengolahan darah dan pentingnya proses uji kelayakan darah akan memberikan kesadaran bagi masyarakat tentang kompleksitas yang terlibat dalam menyediakan pasokan darah yang aman.

Dengan demikian, artikel ini memberikan gambaran lebih jelas mengapa proses donor darah gratis namun penerima harus menghadapi biaya pengolahan yang mendasar. Semoga informasi ini dapat memperluas wawasan dan pemahaman mengenai pentingnya sistem donor darah yang aman dan terjamin. Jadi, meskipun penerima harus membayar biaya pengolahan darah, hal ini sejalan dengan upaya menjaga kualitas dan keamanan pasokan darah bagi masyarakat Indonesia.

Itulah jawaban Donor Darah Gratis, Penerima Bayar: Mengapa Demikian? semoga dengan adanya keterangan diatas bisa menambah wawasan bagi kita semua.
Jika ada pertanyaan silahkan menulis dikolom komentar. (min)