Wilayah-wilayah yang terdampak banjir meliputi: Kecamatan Sawoo (Desa Grogol), Kecamatan Sambit (Desa Maguwan), Kecamatan Mlarak (Desa Nglumpang dan Jabung), Kecamatan Jetis (Desa Tegalsari, Josari, dan Wonokerto), Kecamatan Ponorogo (Kelurahan Paju, Purbosuman, Brotonegaran, Pakunden, dan Kepatihan), Kecamatan Balong (Desa Ngampel), dan Kecamatan Siman (Desa Brahu, Sekaran, dan Demangan). Kelurahan Kepatihan, Pekunden, dan Brotonegaran di Kecamatan Ponorogo Kota menjadi wilayah yang paling parah terdampak.
Banjir juga mengakibatkan terhambatnya jalur transportasi, khususnya jalur penghubung antar kota dan provinsi, seperti jalur Ponorogo-Trenggalek dan Ponorogo-Pacitan.
Menyikapi situasi darurat ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ponorogo langsung mengerahkan tim untuk membantu para korban. PMI menurunkan personel medis, tiga ambulans, dan satu mobil pickup untuk melakukan evakuasi warga terdampak, asesmen kondisi korban, dan mendistribusikan bantuan.
Selain evakuasi, PMI juga berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, dan Dinas Kesehatan Ponorogo untuk memberikan bantuan berupa layanan kesehatan, membantu posko pengungsian, dan membantu mendistribusikan bantuan logistik serta makanan siap saji.
Upaya penanganan bencana ini merupakan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar warga yang terdampak banjir di Kabupaten Ponorogo.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi ceritarelawan.com (min)
0 Comments
ceritarelawan.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE